Kota Surabaya merupakan salah satu dari beberapa diantaranya
yaitu lima kota dan sembilan kabupaten di Jawa Timur yang mengikuti Program
Kota Sehat. Sebanyak 16 juri yang dibagi kedalam 8 kelompok yang langsung
menyebar ke beberapa titik untuk memperoleh data yang valid di lapangan.
Fokus penilaian yang dilakukan tim juri terdiri dari
delapan indikator. Kawasan pemukiman yang sehat, sarana dan prasarana umum,
kawasan sarana lalu lintas tertib dan layanan transportasi, kawasan industri
dan perkantoran sehat, kawasan pariwisata sehat, kawasan hutan sehat, ketahanan
pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang mandiri, kehidupan sosial serta pertambangan
yang sehat merupakan titik fokus kita dalam penilaian program Kota Sehat ini.
“Program Kota Sehat bukanlah sebagai ajang bersaing untuk menjadi pemenang
melainkan sebagai verifikasi untuk melihat kekurangan dan kelebihan di setiap
kota maupun kabupaten agar menjadi lebih baik nantinya.” Tegas Ahmat, ketua Tim
Juri Program Kota Sehat ketika ditemui
disalah satu titik penilaian, Posyandu Lansia RW VI Penjaringan Sari Surabaya.
Beberapa titik lainnya yang dikunjungi oleh tim juri
yaitu Kalimas Bungkul, SD Medokan Ayu II/SDI Yamasa, Rusun Penjaringan Sari,
Pengelolahan Sampah Kebun Bibit Wonorejo, Puskesmas Medokan Ayu, Pasar
Sopoyono, Sentral PKL Pakis, Kamping Green n Clean Genteng, Gub Suryo, Terminal
Tambak Oso Wilangun, Mangrove Wonorejo, FKPM Kedung Baruk RW V, House of
Sampoerna, Kampung Ilmu, Kampung Green n Clean Gundih.
Tidak hanya itu, Perkantoran Wonokoyo, BNI Graha
Pangeran, Gedung Sampoerna, Kampung Unggulan, Kawasan Bisnis Basuki Rahmat,
SIER Rungkut, Smoking Room, Kebun Bibit Bratang, Kebun Bibit Wonorejo, Hutan
Mangrove Wonorejo, Pusat Pelatihan Mangrove RW V Kedung Baruk PPTP2A Jimerto,
Liponsos Keputih, Kecamatan Tandes, Dinas Sosial, Poskeskel Penjaringan Sari,
Pposyandu Lansia RW VIII Medokan Ayu, Posyandu Balita RW II Penjaringa Sari,
Urban Farming Lele, Puskesmas Pakis, Uran Farming Pertanian.
Tempat-tempat tersebut dipilih sebagai tempat
penilaian tim juri karena dinilai mempunyai kriteria khusus dan berpotensi
yaitu dengan menghasilkan semacam kerajinan-kerajinan yang unggul seperti kampung
jahit, kampung border, kampong pernak-pernik, kampung lontong dan lain
sebagainya. Dan gedung perkantoran yang sudah memperoleh penghargaan baik
tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Walikota Tri Rismaharini menjelaskan bahwa Surabaya
masuk pada criteria pengembangan karena dari Sembilan indicator penilaian,
Surabaya telah mengambil delapan indikator. “Semua indicator telah diikuti
Surabaya kecuali indicator pertambangan karena di Surabaya memang tidak ada
pertambangan.” ujarnya
Hasil penilaian Program Kota Sehat akan dimumukan 12 Oktober nanti yang
bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi
Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar